Friday, May 17, 2013

Cerpen Remaja - Tali Sepatu

TALI SEPATU
Karya: Dewi Hartami Putri

Siang ini aku dibuat kesal lagi oleh teman sekelasku, Andre namanya. Dia selalu melakukan hal yang sama sejak kami sama-sama duduk di bangku kelas 8. Mengikat kedua tali sepatuku. Itu selalu dilakukan Andre ketika aku lengah dan ngantuk. Maka dari itu aku harus siap siaga jika ada Andre.

Awalnya dia iseng mengikat kedua tali sepatuku jika aku ketiduran di kelas saat jam kosong. Lama kelamaan, mengikat tali sepatuku menjadi rutinitas Andre. Tapi anehnya, aku suka merasa rindu akan hal itu jika saja Andre tak melakukannya walau hanya sehari.
“Andreee.. Jangan bikin aku kesel dong ”, teriakku pada Andre yang memamerkan wajah kemenangan padaku. Ya, dia berhasil mengikat kedua tali sepatuku dengan meja. Hampir saja aku jatuh dibuatnya.
“Biarin. Masalah buat lo??” balasnya sambil melet. Andre memang menang, tapi entah mengapa aku tidak pernah berniat untuk membalas kejailannya itu. Sampai suatu saat, Nina teman dekatku, menanyakan apakah aku suka sama Andre karena aku tidak pernah membalas perbuatan dia. Tapi pertanyaan Nina aku elak sebisa mungkin, walaupun hatiku memiliki jawaban yang berbeda dengan bibirku.
“Ndre, kapan kamu berhenti menggangguku?” tanyaku dengan nada yang jengkel. Aku sedang mencatat materi yang ditulis oleh Sekretaris kelasku di papan tulis. Sedangkan Andre sibuk mengikat kedua tali sepatuku tanpa memperdulikan aku yang ada diatasnya.
“Ndreee....” ujarku sekali lagi.

Cerpen+Tali+Sepatu.jpg

Dia tetap diam. Lalu aku meliriknya.
Aku melihat dia jatuh tersungkur di bawah kakiku. Aku panik. Wajahnya pucat.
Apa aku menendangnya ? Aihh, aku yakin aku tidak menendangnya. Dan.... Brukkkk...

Aku jatuh dari meja, dan tubuhku hampir menindihi tubuh Andre yang bisa dibilang kekar.
Aku lupa satu hal, tali sepatuku masih terikat ke meja.
Segera aku melepas ikatan tali sepatuku di meja dan melihat keadaan Andre.
Teman-teman segera mengangkat Andre dan membawanya ke UKS.
“Vi, kamu tadi ngapain ? Kok Andre sampe bisa pingsan gitu”, tanya Reza, ketua kelasku.
“Aku gak ngapa-ngapain Za, beneran. Tanya aja sama Nina, aku daritadi cuma nyatet materi yang ada di papan .
Ya kan Nin?” ujarku sambil melirik Nina.
Berharap dia akan membelaku, karna memang aku tak bersalah, aku yakin itu.

“Iya Za , tadi Vivi cuma nyatet materi ”, terang Nina membelaku.
Kemudian Reza berlalu dari ruang UKS.
Di ruang ini hanya ada aku, Nina, dan Bu Titi. Bu Titi terus menerus membangunkan Andre dengan cara mengolesi pelipisnya dengan minyak kayu putih. Aku terus menatap Andre yang kelihatan pucat. Ini anak, kalo lagi usil ngeselin, tapi kalo sakit kasian juga, ujarku dalam hati.
Bel pulang sekolah berbunyi...
Aku bingung, memilih untuk tetap menunggu Andre bangun, dan itu artinya aku harus telat sampai di rumah, atau aku meninggalkannya. Ahh, dasar Andre,
bisanya nyusahin orang doang, umpatku dalam hati.
“Kamu gak mau pulang Vi ?” tanya Nina.
Aku menggeleng. Bu Titi juga sudah mengemasi barangnya dan bersiap untuk pulang. Ahh, aku harus benar -benar memilih dan aku harus tetap menunggu Andre sampai bangun. Bagaimanapun, aku harus bertanggungjawab karna Andre pingsan setelah mengikat tali sepatuku.
“Bu Titi, saya mau nungguin Andre saja Bu. Kalau Ibu mau pulang silahkan, saya minta kunci ruang UKS saja biar nanti saya yang mengunci Bu”, ujarku pada Bu Titi.
“Kamu nggak papa kalau Ibu tinggal pulang?” tanya Bu Titi padaku.
“Nggak papa kok Bu ”, balasku sambil tersenyum meyakinkan Bu Titi.
“Iya udah , ini kuncinya. Kamu hati-hati ya Vi”, ujar Bu Titi sambil menyerahkan kunci kemudian berlalu.
30 menit berlalu. Andre tak kunjung bangun dari pingsannya. Aku semakin panik. Tinggal aku dan Andre di sekolah ini.
Tiba-tiba terasa ada getaran dari kasur yang kududuki. Aku lihat Andre mulai terbangun dari tidur lelapnya.
“Vi.. Ngapain disini? Ini jam berapa?” tanyanya sambil bangkit dari kasur .
Wajahnya terlihat sedikit pucat, tapi tak separah tadi.
“Ngapain disini? Menurut kamu?” aku balas tanya. Dengan nada yang agak jutek dan kesal pastinya.
“Lah, ya mana aku tau. Aku kenapa di UKS? Aku pingsan?” tanya Andre polos.
Dasar Andre, kamu nyusahin aku tau, umpatku.
“Kamu tadi pingsan. Ya udah ayo pulang, udah hampir jam setengah tiga”, ajakku.
Lalu aku mengemasi barang-barangku dan bersiap pulang. Aku ingat, aku tadi gak bawa sepeda. Dan aku yakin Andre bawa motor, nebeng ahh, pikirku seketika.
“Ndre, nebeng ya? Aku tadi gak bawa sepeda. Kan tadi aku dianter Ayah”, ucapku sambil nyengar-nyengir. Perlu sedikit rayuan untuk membuat Andre menggangguk.
“Iya”, jawabnya singkat.
Sepanjang perjalanan aku ngobrol banyak sama Andre. Mulai dari alasan kenapa dia bisa pingsan. Ternyata dia punya penyakit anemia. Pantesan Andre keliatan lemes banget. Topik pembicaraan kita tidak berhenti. Aku menanyakan kenapa Andre bawa motor kalau sekolah, padahal jelas- jelas, sekolah melarang siswanya untuk membawa motor ke sekolah.
Gak terasa 15 menit ngobrol sama Andre di perjalanan. Ternyata dia asyik juga kalau diajak ngobrol. Rasa ketertarikanku sama Andre makin dalam. Tapi hebatnya, gak ada yang tau kalau aku suka sama Andre.
“Aku pulang dulu ya Ndre. Makasih”,
ujarku padanya sambil tersenyum. Andre hanya membalas dengan anggukan kepalanya. Dia pun berlalu.
*

Esok harinya di sekolah...
“Vi, kamu ikut lomba ya mewakili sekolah kita?” ujar Pak Nanang padaku.
“Hah?? Lomba apa Pak?” tanyaku tak mengerti.
“Lomba SIC. Seperti tahun lalu. Kamu ikut mapel Bahasa Inggris ya?” tutur Pak Nanang lagi.
“Ohh, baik Pak”, balasku dengan riang. Aku sudah berpengalaman ikut lomba ini, jadi aku yaaaa...lebih santai lah. Pak Nanang hanya manggut-manggut.
“Partner saya siapa Pak?” tanyaku lagi.
“Andre”, jawab Pak Nanang singkat.
Mataku sempat terbelalak. Andre musuhku itu kah yang beliau maksud?? Ahh, kuharap jangan.
“Andre siapa Pak?” tanyaku lagi . Kali ini aku benar-benar merasa seperti orang yang kehilangan arah.
“Andre teman sekelas kamu”, tegas Pak Nanang.
Apa?? Andre. Ya Tuhan, umpatku dalam hati.
“Kenapa sama Andre sih Pak ? Sama Putri aja ya Pak”, mohon ku pada Pak Nanang.
“Saya sudah terlanjur daftarin nama kamu sama Andre, Vi”, terang Pak Nanang. Jleebb, mampus , gerutuku dalam hati. Aku menghela nafas panjang, Pak Nanang pun berlalu tanpa berkata apapun.
*

Esoknya.....
“Ndre, sorry aku telat”, ujarku pada Andre saat aku melihat dia menungguku di depan gerbang. Lomba akan dimulai 10 menit lagi.

“Iya gapapa. Ya udah ayo kita cari ruangannya. Temen-temen yang lain udah pada masuk ruangan”, ajak Andre kemudian menggandeng tanganku.
Aku sempat tercengang.
Ini mimpi atau apa banget?? Ujarku dalam hati saking gak percayanya. Aku sama Andre udah setahun musuhan dan iniiiiiiii...apa iniii?? Oke aku tau ini lebay, dan ini gila. Yeah, ini GILA. Ah Vivi, lebay banget jadi orang.
Dia cuma ngajak kamu nyari ruangan, udah itu aja. Aku mulai tersadar dari bayangan gilaku.

Got it!! Ruangnya ketemu. Aku langsung mencari tempat dudukku dan Andre. Bel masuk berbunyi. Aku dan Andre mulai mengerjakan soal yang yaaa lumayan susah.
2 jam berlalu.....

Aku, Andre, Nita, dan teman-teman yang lain berkumpul di aula untuk menunggu hasil pengumuman lomba.
Sementara menunggu, SMAN 1 Sooko mengadakan games kecil-kecilan. Ada hiburan juga.
“Siapa yang mau nyumbang nyanyi?” tanya salah satu panitia lomba.
Tiba-tiba Andre menarik tanganku dan mengajakku maju ke depan. Dia mulai mengambil gitar yang disediakan panitia, sementara microphone diberikan kepadaku.
Andre memberikan kode ‘Westlife’ padaku. Ohh, More Than Words, ujarku dalam hati.
Lalu aku mengangguk.
Saying ‘I Love You’ is not the words
I want to hear from you
It’s not that I want you
Not to say but if you only knew
How easy it would be
To show me how you feel
More than words .........

1 lagu pun berhasil aku dan Andre bawakan dengan baik. Seluruh penonton pun bertepuk tangan. Lalu aku dan Andre segera kembali ke bangku penonton.
Saat aku duduk di dekat Andre, tiba-tiba Andre berbisik ke telingaku.
Dia mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah terlintas di otakku.
‘aku sayang kamu’, itulah yang diucapkan Andre padaku. Mataku sempat melongo beberapa waktu, tak percaya hal itu terjadi. Tiba-tiba HP ku bergetar.
1 pesan masuk........
From : Andre
Would you be my girlfriend ??
Aku benar-benar tak menyangka hal ini terjadi.
Dia duduk di sebelahku , tapi dia mengirim SMS untuk menyatakan perasaannya.
Malu kali ya, haha. Aku pun tersenyum padanya, lalu aku mengangguk tanda aku meng’iya’kan pertanyaannya.

PROFIL PENULIS
Cerpen keduaku di LokerSeni :)
Hope you enjoy it :)
Add Dewi Hartami Putri, follow @dewi_hape97 Thanks:)

secure: lokerseni

20 comments:

  1. ahh gila sosweet ._. :D

    ReplyDelete
  2. suka nih sama cerpen kamu hehe :D aku minta profil kamu dong. buat tugas juga nih :)

    ReplyDelete
  3. so sweett (y) kerenn
    i like it

    ReplyDelete
  4. @milda maelani,
    hehe di praktekin ntar :P

    ReplyDelete
  5. benci brubah jdi cinta
    asiikkk :)

    ReplyDelete
  6. @zani,
    hehehehehe seru ye ceritanya :D

    ReplyDelete
  7. Hahaha ... ^^ bikin ketawa tapi so sweet ...

    ReplyDelete
  8. @Lala,
    heheeheheee ya dong :P

    ReplyDelete
  9. sumpah,,, gila... tapi so sweettttt bgd... <3 ,<3

    ReplyDelete

Dilarang berkomentar yang jorok dan bersifat mencela